Copyright © Ari Kuswanto
Design by Dzignine
Kamis, 04 November 2010

PROSES PERANCANGAN DATABASE


 

PENDAHULUAN

Sistem informasi berbasiskan komputer terdiri dari komponen-komponen

berikut ini :

Database

Database software

• Aplikasi software

Hardware komputer termasuk media penyimpanan

• Personal yang menggunakan dan mengembangkan sistem

Database merupakan komponen dasar dari sebuah sistem informasi dan

pengembangan serta penggunaannya sebaiknya dipandang dari perspektif

kebutuhan organisasi yang lebih besar. Oleh karena itu siklus hidup sebuah

sistem informasi organisasi berhubungan dengan siklus hidup sistem

database yang mendukungnya.

Proses perancangan database merupakan bagian dari siklus hidup database

sebagai micro lifecycle.


 

SIKLUS KEHIDUPAN DATABASE SEBAGAI SIKLUS KEHIDUPAN MIKRO

Seperti telah disebutkan sebelumnya, sebuah sistem database merupakan

komponen dasar sistem informasi organisasi yang lebih besar. Oleh karena

itu siklus hidup aplikasi database berhubungan dengan siklus hidup sistem

informasi. Langkah-langkah siklus hidup aplikasi adalah berikut ini :

Hal yang penting adalah mengetahui bahwa langkah-langkah siklus hidup

aplikasi database dapat tidak berurutan, tetapi melibatkan beberapa langkah

pengulangan yang biasanya disebut sebagai feedback loop. Sebagai contoh :

masalah-masalah yang ditemui selama perancangan database mungkin

harus mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan tambahan.

Seperti yang digambarkan terdapat feedback loop diantara langkah-langkah

yang sering terjadi.


 

Perancangan Database

Pada database yang digunakan oleh single user atau hanya beberapa user

saja,

perancangan database tidak sulit. Tetapi jika ukuran database yang sedang

atau besar (25 - ratusan user yang berisikan jutaan bytes informasi dan

melibatkan ratusan query dan program-program aplikasi, contoh : industriindustri,

asuransi, hotel, travel, dll yang seluruhnya tergantung pada

kesuksesan dari operasi-operasi databasenya), perancangan database

menjadi sangat kompleks. Oleh karena itu para pemakai mengharapkan

penggunaan database yang sedemikian rupa sehingga sistem harus dapat

memenuhi kebutuhan-kebutuhan seluruh user tsb.

Tujuan perancangan database :

• untuk memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan-kebutuhan user

secara khusus dan aplikasi-aplikasinya.

• memudahkan pengertian struktur informasi

• mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek

penampilan (response time, processing time, dan storage space)


 

Aplikasi database dalam lifecycle

Siklus kehidupan sistem informasi sering disebut macro life cycle, dimana

siklus kehidupan basis data merupakan micro life cycle.

Aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan database sebagai micro life cycle

dan termasuk fase-fasenya sbb :

1. Database planning

Di aktifitas ini akan disusun bagaimana langkah-langkah siklus hidup dapat

direalisasikan secara lebih efisien dan efektif.

2. System definition

Definisi ruang lingkup database (misal : para pemakai, aplikasi-aplikasinya,

dsb.)

3. Design

Pada bagian dari fase ini, perancangan sistem database secara konseptual,

logikal dan fisik dilaksanakan

4. Implementation

Pemrosesan dari penulisan definisi database secara konseptual, eksternal,

dan internal, pembuatan file-file database yang kosong, dan implementasi

aplikasi software.

5. Loading atau Data Conversion

Database ditempatkan baik secara memanggil data secara langsung ataupun

merubah file-file yang ada ke dalam format sistem database dan

memangggilnya kembali.

6. Application Conversion

Beberapa aplikasi software dari suatu sistem sebelumnya dikonversikan ke

suatu

sistem yang baru.

7. Testing dan Validation

Sistem yang baru ditest dan diuji kebenarannya.

8. Operation

Operasi-operasi pada sistem database dan aplikasi-aplikasinya.

9. Monitoring dan Maintenance

Selama fase operasi, sistem secara konstan memonitor dan memelihara

database. Pertambahan dan pengembangan data dan aplikasi-aplikasi

software dapat terjadi. Modifikasi dan pengaturan kembali database mungkin

diperlukan dari waktu ke waktu.

Langkah ke-3 disebut juga perancangan database. Langkah 3, 4, dan 5

merupakan bagian dari fase design dan implementation pada siklus

kehidupan sistem informasi yang besar. Pada umumnya database pada

organisasi menjalani seluruh aktifitas siklus kehidupan di atas. Langkah 5 dan

6 tidak berlaku jika database dan aplikasi-aplikasinya baru.


 

Proses Perancangan Database

6 Fase proses perancangan database :

1. Pengumpulan data dan analisis

2. Perancangan database secara konseptual

3. Pemilihan DBMS

4. Perancangan database secara logika (data model mapping)

5. Perancangan database secara fisik

6. Implementasi Sistem database.

Secara khusus proses perancangan berisikan 2 aktifitas paralel. Aktifitas yang

pertama melibatkan perancangan dari isi data dan struktur database,

sedangkan aktifitas kedua mengenai perancangan pemrosesan database dan

aplikasi-aplikasi perangkat lunak.

Dua aktifitas ini saling menjalin, misalnya : kita dapat mengidentifikasikan data

item yang akan disimpan dalam database dengan menganalisa aplikasiaplikasi

database.

Dua aktifitas ini juga saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya : fase

perancangan database secara fisik, pada saat kita memilih struktur

penyimpanan dan jalur-jalur akses dari file-file database yang tergantung

pada aplikasi-aplikasi yang akan menggunakan file-file tsb.

Di lain pihak, kita biasanya menentukan perancangan aplikasi-aplikasi

database dengan mengarah kepada konstruksi skema database yang telah

ditentukan selama aktifitas yang pertama.

6 fase di atas tidak harus diproses berurutan. Pada beberapa hal, rancangan

tsb dapat dimodifikasi dari yang pertama dan sementara itu mengerjakan fase

yang terakhir (feedback loop antara fase) dan feedback loop dalam fase

sering terjadi selama proses perancangan.

Fase 1 merupakan kumpulan informasi yang berhubungan dengan

penggunaan

database. Fase 6 merupakan implementasi databasenya. Fase 1 dan 6

kadang-kadang bukan merupakan bagian dari perancangan database, tetapi

merupakan bagian dari siklus kehidupan sistem informasi secara umum. Inti

dari proses perancangan database adalah fase 2, 4, 5.


 

Fase 1 : Pengumpulan data dan analisa

Proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data disebut

pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan

suatu sistem database, pertama-tama harus mengenal bagian-bagian lain dari

sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem database, termasuk

para pemakai yang ada dan para pemakai yang baru serta aplikasiaplikasinya.

Kebutuhan-kebutuhan dari para pemakai dan aplikasi inilah yang

kemudian dikumpulkan dan dianalisa.

Aktifitas-aktifitas pengumpulan data dan analisa :

1. Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya

Menentukan aplikasi utama dan kelompok user yang akan menggunakan

database. Individu utama pada tiap-tiap kelompok pemakai dan bidang

aplikasi yang telah dipilih merupakan peserta utama pada langkah-langkah

berikutnya dari pengumpulan dan spesifikasi data.

2. Peninjauan dokumentasi yang ada

Dokumen yang ada yang berhubungan dengan aplikasi-aplikasi dipelajari dan

dianalisa. Dokumen-dokumen lainnya (seperti : kebijaksanaan-kebijaksanaan,

form, report, dan bagan organisasi) diuji dan ditinjau kembali untuk menguji

apakah dokumen-dokumen tsb berpengaruh terhadap kumpulan data dan

proses spesifikasi.

3. Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data

Informasi yang sekarang dan yang akan datang dipelajari. Termasuk juga

analisa jenis-jenis transaksi dan frekuensi-frekuensi transaksinya dan juga

arus informasi dalam sistem. Input-output data untuk transaksi-transaksi tsb

diperinci.

4. Daftar pertanyaan dan wawancara

Tuliskan tanggapan-tanggapan dari pertanyaan-pertanyaan yang telah

dikumpulkan dari para pemakai database yang berpotensi. Ketua kelompok

(individu utama) dapat diwawancarai sehingga input yang banyak dapat

diterima dari mereka dengan memperhatikan informasi yang berharga dan

mengadakan prioritas.


 

Fase 2 : Perancangan database secara konseptual

Tujuan dari fase ini adalah menghasilkan conceptual schema untuk database

yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Sering menggunakan

sebuah high-level data model seperti ER/EER model selama fase ini. Dalam

conceptual schema, kita harus memerinci aplikasi-aplikasi database yang

diketahui dan transaksi-transaksi yang mungkin.

Fase perancangan database secara konseptual mempunyai 2 aktifitas paralel

:

1. Perancangan skema konseptual :

menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu database yang merupakan

hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah conceptual database schema

pada DBMS independent model data tingkat tinggi seperti EER (enhanced

entity relationship)

model.

Skema ini dapat dihasilkan dengan menggabungkan bermacam-macam

kebutuhan user dan secara langsung membuat skema database atau dengan

merancang skema-skema yang terpisah dari kebutuhan tiap-tiap user dan

kemudian menggabungkan skema-skema tsb. Model data yang digunakan

pada perancangan skema konseptual adalah DBMS-independent, dan

langkah selanjutnya adalah memilih sebuah DBMS untuk melaksanakan

rancangan tsb.

2. Perancangan transaksi :

menguji aplikasi-aplikasi database dimana kebutuhan-kebutuhannya telah

dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan perincian transaksi-transaksi ini.

Kegunaan fase ini yang diproses secara paralel bersama fase perancangan

skema konseptual adalah untuk merancang karakteristik dari transaksitransaksi

database yang telah diketahui pada suatu DBMS-independent.

Transaksi-transaksi ini akan digunakan untuk memproses dan memanipulasi

database suatu saat dimana database tsb dilaksanakan.


 

Fase 3 : Pemilihan DBMS

Pemilihan database di tentukan oleh beberapa faktor, diantaranya : faktor

teknik,

ekonomi, dan politik organisasi.

Contoh faktor teknik :

keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti jenis-jenis DBMS

(relational, network, hierarchical, dll), struktur penyimpanan, dan jalur akses

yang mendukung DBMS, pemakai, dll.

M2 – DBMS 7/9

Faktor-faktor ekonomi dan organisasi yang mempengaruhi satu sama lain

dalam

pemilihan DBMS :

1. Struktur data

Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki, maka

suatu jenis hirarki dari DBMS harus dipikirkan.

2. Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem

Jika staf programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan suatu

DBMS, maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.

3. Tersedianya layanan penjual

Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat dibutuhkan untuk membantu

memecahkan beberapa masalah sistem.


 

Fase 4 : Perancangan database secara logika (pemetaan model data)

Fase selanjutnya dari perancangan database adalah membuat sebuah skema

konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang terpilih.

Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema eksternal

yang dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema konseptual

ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada fase 2

ke dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3.

Pemetaannya dapat diproses dalam 2 tingkat :

1. Pemetaan system-independent :

pemetaan ke dalam model data DBMS dengan tidak mempertimbangkan

karakteristik atau hal-hal yang khusus yang berlaku pada implementasi DBMS

dari model data tsb.

2. Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik :

mengatur skema yang dihasilkan pada langkah 1 untuk disesuaikan pada

implementasi yang khusus di masa yang akan datang dari suatu model data

yang digunakan pada DBMS yang dipilih.

Hasil dari fase ini memakai perintah-perintah DDL dalam bahasa DBMS yang

dipilih yang menentukan tingkat skema konseptual dan eksternal dari sistem

database. Tetapi dalam beberapa hal, perintah-perintah DDL memasukkan

parameter-parameter rancangan fisik sehingga DDL yang lengkap harus

menunggu sampai fase perancangan database secara fisik telah lengkap.

Fase ini dapat dimulai setelah pemilihan sebuah implementasi model data

sambil

menunggu DBMS yang spesifik yang akan dipilih. Contoh: jika memutuskan

untuk menggunakan beberapa relational DBMS tetapi belum memutuskan

suatu relasi yang utama. Rancangan dari skema eksternal untuk aplikasiaplikasi

yang spesifik seringkali sudah selesai selama proses ini.


 

Fase 5 : Perancangan database secara fisik

Perancangan database secara fisik merupakan proses pemilihan strukturstruktur

penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file database untuk

mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi.

Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk database yang

disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur penyimpanan fisik,

penempatan record dan jalur akses. Berhubungan dengan internal schema

(pada istilah 3 level arsitektur DBMS).

Beberapa petunjuk dalam pemilihan perancangan database secara fisik :

1. Response time :

waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi database yang diajukan untuk

menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada response time adalah

di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses database untuk data item

yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Response time juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti

penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.

2. Space utility :

jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file database dan

struktur jalur akses.

3. Transaction throughput :

rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem

database, dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal :

digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase ini

adalah penentuan awal dari struktur penyimpanan dan jalur akses untuk filefile

database.


 

Fase 6 : Implementasi sistem database

Setelah perancangan secara logika dan secara fisik lengkap, kita dapat

melaksanakan sistem database. Perintah-perintah dalam DDL dan SDL

(storage definition language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan digunakan

untuk membuat skema database dan file-file database (yang kosong).

Sekarang database tsb dimuat (disatukan) dengan datanya.

Jika data harus dirubah dari sistem komputer sebelumnya, perubahanperubahan

yang rutin mungkin diperlukan untuk format ulang datanya yang

kemudian dimasukkan ke database yang baru. Transaksi-transaksi database

sekarang harus dilaksanakan oleh para programmer aplikasi.

Spesifikasi secara konseptual diuji dan dihubungkan dengan kode program

dengan perintah-perintah dari embedded DML yang telah ditulis dan diuji.

Suatu saat transaksi tsb telah siap dan data telah dimasukkan ke dalam

database, maka fase perancangan dan implementasi telah selesai, dan

kemudian fase operasional dari sistem database dimulai.

Sebuah sistem database merupakan komponen dasar sistem informasi

organisasi yang lebih besar. Oleh karena itu siklus hidup aplikasi database

berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi. Siklus kehidupan sistem

informasi merupakan macro lifecycle sementara itu siklus kehidupan database

merupakan micro lifecycle.

Aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan database sebagai micro life cycle

dan termasuk fase-fasenya diantaranya : system definition, design,

implementation, loading atau data conversion, application conversion, testing

dan validation, operation, monitoring dan maintenance.

Proses perancangan database merupakan bagian dari micro lifecycle.

Sedangkan kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam proses tersebut

diantaranya : pengumpulan data dan analisis, perancangan database secara

konseptual, pemilihan DBMS, perancangan database secara logika (data

model mapping), perancangan database secara fisik, dan implementasi

sistem database.