Copyright © Ari Kuswanto
Design by Dzignine
Selasa, 23 Oktober 2012

Bagaimana hidup itu ?

mungkin ini cuma sedikit curcol saja sih. dari pada di kantor gak ada kerjaan juga. Nah, kali ini saya ingin mengeluarkan unek-unek saya, mengenai bagaimana hidup itu ? dan apa saja yang terjadi di dalam hidup itu ?

kalau bicara mengenai hal tersebut, saya bisa simpulkan menjadi beberapa bagian dalam hidup. yaitu ; anak-anak, remaja, dewasa, tua.

1. Anak-Anak

dulu, pada zaman itu saya sangat menikmati bagaimana masa anak-anak . masa yang paling indah dimana banyak sekali luapan emosi yang terbebas begitu saja (tangis, canda, tawa, marah, dll). Masa ini bisa di bilang adalah masa yang paling bebas dalam hidup kita. tidak ada ikatan, aturan, ataupun kebutuhan yang harus kita fikirkan.

Pada masa ini , bisa di bilang saya dulu amat nakal. ngumpet-ngumpet untuk main PS (Waktu itu zaman PS1) atau mengumpulkan receh untuk  bermain ding-dong. sebuah mesin kotak yang digerakan oleh satu stik analog yang bisa diputar-putar. saya masih ingat, untuk mulai bermain game ini kita harus mempunyai uang logam seratusan bergambar gunung pewayangan berwarna perak dengan ukuran logam yang lebih besar dibandingkan dengan uang logam yang ada pada saat ini.


zaman dimana bermain lompat tali itu menyenangkan (walaupun saya laki2), atau mandi di jernihnya air sungai di dekat rumah saya sambil bermain lumpur yang kadang2 tergenang di pinggir sungai. sambil memancing ikan dengan umpan cacing yang di gali di sekitar sungai, sungguh pengalaman yang tak terlupakan. 

2. Remaja

masa ini juga masih menyenangkan, SMP, SMA dan Kuliah merupakan tempat saya belajar mengenal dunia yang lebih luas. Saya masih ingat waktu SMP saya ikut organisasi pengibar bendera di sekolah, tapi jarang masuk karena merasa latihannya tidak menyenangkan. Siang-siang di bawah terik matahari hanya untuk latihan baris-berbaris, sungguh menurut saya tidak menyenangkan. Saya masih ingat, ketika itu saya sering bolos latihan. Walaupun dulu saya di percaya sebagai Pak Lurah (panggilan pemimpin yang masih tingkat satu), namun saya tetap saja membolos. akhirnya saya pun di sidang di hadapan teman-teman saya. sungguh pengalaman yang tidak bisa di lupakan. 


Pada waktu SMA, saya mulai mengerti bagaimana harus mengikuti arus. ikut-ikutan sok berlagak jadi anak nakal (walaupun tidak ikutan ngerokok) tapi saya masih suka bergaul dengan mereka. mulai merasakan cinta, walaupun masih malu-malu. atau jalan-jalan yang kebetulan ayahku sudah mempercayaiku untuk membawa motor sendiri. 


ketika kuliah, jangkauan jelajah saya semakin luas. belajar ke Bandung, dan mengenal lingkungan di sana memaksa saya harus bisa beradaptasi di tempat yang baru. Namun, saya masih beruntung karena mempunyai teman yang baik. pencampaian terbesar pada masa itu adalah ketika saya mendapatkan IPK 3,68 (Cumlaude) dan dipercaya sabagai ketua HIMATIF , sebuah organisasi kemahasiswaan pada jurusan Teknik Informatika.

3. Dewasa

Saya mulai bekerja pada perusahaan vendor/konsultan telekomunikasi. Pada waktu itu saya bekerja mulai November 2010. Ketika itu, saya mulai menjalin hubungan kembali dengan Dessy, adik kelas yang juga mantan anggota saya di HIMATIF. Banyak sekali lika-liku rintangan yang menurut saya berat untuk seumuran saya yang saya hadapi pada masa ini. Jakarta menjadi saksi perjalanan hidup kita. 


Setelah itu, kami memutuskan untuk menikah. awal baru untuk kehidupan baru.


setelah menikah, saya baru merasakan bagaimana hidup yang sebenarnya. Menjadi kepala keluarga dengan umur yang masih muda menurut saya adalah tugas yang berat. Saya harus mengesampingkan bagaiamana egoisme anak muda dan belajar untuk lebih mengerti keluarga dengan tingkat kedewasaan yang seadanya. 


Namun, sekarang saya sudah selangkah lebih maju. saya akhirnya bisa mencapai cita-cita saya untuk bekerja di BUMN. di samping itu, akhirnya saya mempunyai seorang anak perempuan yang cantik. sungguh merupakan dua anugerah yang tak ternilai rasanya. 


meskipun sekarang jarak saya jauh dengan keluarga saya, tapi saya tetap mencoba untuk istiqomah, berusaha menjadi seorang ayah yang bertanggung jawab kepada keluarga. menjadi panutan, pemimpin, dan pembimbing untuk menuju hidup yang lebih baik. 

semoga Allah SWT tetap memberikan hamba ketenangan hati dalam menjalankan tugas yang semakin berat ini. semoga saya masih diberikan kejernihan fikiran, hati, dan kekuatan sehingga bisa memutuskan apa yang terbaik bagi kehidupan keluarga kecil saya. 

inilah hidup.. dan mungkin tulisan ini akan terus berlanjut.. karena hidup, masih menyimpan banyak cerita di dalamnya.