Sudah lama saya gak ngeblog nih, mungkin 2016 malah gak nulis artikel sama sekali. tapi ya namanya hidup, kadang yang lama-lama kayak gini bikin kangen juga.
ok.. kita mulai ya.
akhir-akhir ini saya tergelitik dengan pemikiran yang menurut saya perlu untuk di sharing. sekedar cerita, 2017 ini akhirnya saya punya usaha Laundry. walaupun masih kecil. namanya Chacha Laundry. alamatnya ada di Bandar Lampung. gak kerasa.. ternyata saya betah di kota ini. dan gak nyangka juga ternyata saya punya usaha dan rumah disini. dulu sih gak kepikiran sama sekali. hahaha
nah.. karena usaha saya laundry , makanya saya akan share studi kasus saya mengenai laundry.
ceritanya , sebut saja Bambang . si Bambang ini adalah owner laundry yang sudah mempunyai beberapa cabang di satu kota. bahkan di kota lainnya. nah, di kota lainnya ini si Bambang sangat sulit memanage laundry nya. tapi, dia harus karena ingin melebarkan bisnisnya. akhirnya si Bambang merekrut staff sebagai berikut :
Accounting Staff (Harus Lulusan SE atau minimal Amd Akunting) : akhirnya Bambang menerima pelamar untuk staff nya yaitu (sebut saja) Nani , lulusan cumlaude dengan IPK 3.68 Amd Akuntansi
nah, kenapa dia perlu orang akuntansi , karena dia ingin membukukan pendapatan dan pengeluaran cabang laundry nya yang baru agar bisa termonitor mengingat posisi laundry nya ada di kota lain.
disamping itu, dia berencana menempatkan orang lama kepercayaan dia sebut saja namanya Gopal sebagai Head Of Accounting (Kepala Akuntansi) dengan skill zero di bidang akuntansi. sebelumnya dia hanya bisa mencuci dan menyetrika tetapi dia sudah lama sekali bekerja dengan Pak Bambang. Pak Bambang pun salut dengan dia karena jujur dan amanah. Selain itu Pak Bambang juga bingung, jika dia tidak memindahkan Gopal posisi lama Gopal yang lama harus di isi orang lain karena kondisi tertentu.
Ok, balik lagi ke cerita itu.. akhirnya 1 bulan Laundry Pak Bambang sudah berjalan.. Si Nani (Staff Akunting rekrutan baru) menyiapkan pembukuan pendapatan dan pengeluaran laundry dengan rinci dan detail. Si Gopal merasa bingung karena Gopal tidak memiliki skill di akuntansi, namun dia takjub dengan tulisan dan hasil ketikan si Nani yang rapih dan bagus. Akhirnya Gopal pun menerima laporan dari si Nani.
Pada awal bulan, Nani bekerja dengan giat dan rajin. dia bekerja hingga larut untuk membuat cabang Laundry Pak Bambang bisa sukses dan maju. Sehingga akhirnya ketika Pak Bambang menginspeksi hasil pekerjaan mereka, Pak Bambang pun senang dan bangga dengan hasil kerja mereka.
Akan tetapi, yang tetap mendapatkan reward adalah Pak Gopal, atasan nani. dari situ akhirnya beberapa pemikiran nyeleneh dan iri dari Nani pun hadir. Nani berfikir, dia yang bekerja keras, dia yang membuat Laundry auditable dan akuntable, namun si Gopal yang mendapatkan reward. menurutnya ini tidak adil.
akhirnya, di bulan ke 4 dia membuat laporan palsu dan tidak memasukan pendapatan yang sebenarnya, si Gopal tetap meng-approve karena dia tidak mengerti skill di akunting. dan laporan itu sampailah kepada Pak Bambang.
di Laporan bulan ke 5 , 6 , 7 dan seterusnya pendapatan pun menurun. Pak Bambang tidak bisa mengecek Laundry karena kesibukan di kotanya sehingga dia belum sempat kesana. dia tanya kepada Gopal, namun Gopal bercerita klo laundry tidak ada masalah . mungkin karena Gopal tidak mengerti pembukuan yang benar.
akhirnya tepat 1 tahun, Pak Bambang memutuskan menutup Laundry itu. Gopal pun keheranan, kepana Pak Bambang menutup Laundry padahal dia kira laundry itu selalu ramai. Nani pun akhirnya mencari pekerjaan lain sebagai Akunting di perusahaan lain. dan Gopal akhirnya tidak mempunyai posisi lagi karena di kotanya posisi itu sudah di isi oleh orang lain. TAMAT
Lalu, apa kesimpulan dari cerita di atas :
menempatkan seseorang tidak di posisi yang tepat dengan mementingkan rasa belas kasihan adalah salah besar. ego management (si Bambang) yang akhirnya malah merugikan si Gopal yang sebenarnya dia berpotensi dengan bekerja jujur dan amanah. Namun, the man in the right place sangat penting. Perhatikan skill , bukan karena terpaksa menempatkan orang di posisi tersebut. Apakah si Bambang bisa mengerti bagaimana susahnya Gopal dalam bekerja mencermati angka-angka ? padahal dia tidak mengerti sama sekali tentang itu ?
Human right juga harus diperhatikan. jangan sampai kebijakan Pak Bambang akhirnya merugikan Gopal dan membuat dia tertekan di posisi barunya. ini merupakan pelajaran bagi kita semua. pelajaran, bagaimana saya membuat Chacha Laundry menjadi besar .. hahahaha
amin.. namanya doa masa kagak boleh.. ok sekian dulu ya guys. see you on the next article.