Copyright © Ari Kuswanto
Design by Dzignine
Senin, 10 Desember 2012

Bunga , monyet , atau gajah ??

Sekedar lucu-lucuan aja sih. Jadi ceritanya gini, pas mau nyari baju buat hari kerja di hari jum'at ,  eh .. ternyata nyasar di tempat anak-anak. Banyak banget topi - topi sama baju lucu. Eh.. mungkin ini naluri seorang ayah deh, gak tahu nya saya ngambil barang2 itu. Ya jadi akhirnya saya beli-lah barang2 untuk Cha2 dan gak jadi beli baju buat kerja saya. Tapi gak apa2, hasilnya lucu kok pas di pake ma Cha-cha .. ini dia foto2 nya :

1. Bunga 


2. Gajah 


3. Monyet 

 

see ??? lucu kan anak saya . hihihi...  Gak nyesel deh udah beliin buat anakku.. Ayah sayang kamu Cha2 .. muaacchhh..
Sabtu, 01 Desember 2012

Ayah, aku ingin belajar menjadi Ayah darimu

sedikit ingin muhasabah diri. Bagaimana caranya kita bisa membangun sebuah keluarga yang utuh tanpa ada masalah ? jawabannya "tidak mungkin". sebuah masalah pasti selalu ada , karena dengan masalah kita akan bisa mengetahui letak kesalahan kita dan kita bisa  memperbaikinya. 

Mungkin sekarang setiap anak laki-laki akan sadar bagaimana susahnya menjadi seorang ayah ketika anak laki-laki tersebut sudah berumah tangga seperti ayahnya dulu. Dan mungkin , seorang ayah tidak bisa menjadi seorang ayah seperti sekarang jika belum mengalami fase dimana anak laki-laki lalui sekarang. Fase dimana, kebijaksanaan seorang pemimpin keluarga mengambil keputusan. Namun masih ada sedikit ke-egoisan di dalamnya.

Ke-egoisan seorang laki-laki yang baru menjadi ayah merupakan titik dimana akan ada hal yang bisa diambil dan berpengaruh sangat besar terhadap keputusan yang bisa mempertahankan atau bahkan malah menghancurkan keluarganya. Sebuah keputusan yang vital, dimana seorang kepala keluarga dihadapkan dengan permasalahan yang terjadi pada awal jalan panjang yang akan dilalui oleh keluarganya tersebut. saya tidak bisa katakan, kalau setiap Ayah atau kepala keluarga itu akan mengalami hal yang sama. karena memang permasalahan yang dihadapi oleh sebuah keluarga pasti berbeda-beda tergantung dari situasinya. 

Namun, yang bisa saya katakan adalah : kepada seluruh kepala keluarga yang baru mengalami indahnya berkeluarga, kita, sebagai seorang ayah harus berfikir dan mencermati setiap keputusan yang akan kita ambil. karena itu akan menentukan nasib keluarga kita di masa yang akan datang. 

Ingat, masalah itu selalu ada. kebijaksanaan dan jiwa kepemimpinan kita harus kita terapkan pada tahap ini. Jadikanlah istri kita sebagai orang yang bisa kita ajak berdiskusi untuk mengambil keputusan yang tepat. Setidaknya, jika kita salah mengambil keputusan , istri kita tidak akan terlalu banyak terkena dampaknya karena istri kita akan mempersiapkan segalanya dengan diskusi antara suami dan istri sebelumnya. 


Disamping itu, jangan sekali-kali kita menyepelekan pengalaman. Kenapa ? karena pengalaman ini lah yang akan bisa membuat kita memilih jalan yang terbaik. Saya tidak bisa bilang kita harus memilih jalan yang benar, karena pilihan yang benar belum tentu menjadi pilihan yang terbaik. Untuk itu , kita sebagai suami atau seorang Ayah yang baru belajar menjadi Ayah, maka kita harus belajar kepada Ayah kita. atau bisa dibilang belajar dari Kakek nya anak kita. 

Ayah kita lebih mempunyai pengalaman yang lebih dari kita seorang Ayah baru. Untuk itu, janganlah sungkan meminta nasihat dari beliau. Ayah kita merupakan guru yang paling baik untuk kita sebagai Ayah yang baru. Ayah akan selalu memberikan nasehat kepada kita, agar kita bisa memimpin keluarga yang baik , bahkan mungkin Ayah kita mempunyai keinginan kalau nasib keluarga kecil kita, harus lebih baik dari pada keluarga kecil Ayah kita. 

Kita akan dibimbing, kita akan dituntun menjadi seorang Ayah yang baik karena Ayah kita lah yang mengajarkan kita. Ayah kita akan bilang itu salah, karena Ayah kita dulu mengalami hal tersebut dan itu merupakan kesalahan bagi beliau. Tapi Ayah kita akan membenarkan keputusan kita, karena itulah keputusan yang terbaik untuk keluarga kita. 

Namun disamping itu, kita sebagai seorang kepala keluarga yang baru juga harus bisa mandiri. Janganlah kita tergantung dengan Ayah kita untuk membimbing kita dalam setiap keputusan yang kita ambil. Karena jika terjadi hal tersebut, kita tidak akan belajar sendiri. Dimana kemandirian kita sebagai kepala keluarga ? dimana kemandirian kita dalam membina keluarga ?

Terimakasih Ayah. anakmu sekarang akan terus belajar darimu. belajar indahnya membangun keluarga. indahnya menghadapi permasalahan dan menyelesaikannya. Terimakasih Ayah karena telah membuat anakmu ini menjadi orang yang kuat, yang bisa menyelesaikan masalahnya tanpa harus merengek-rengek kepadamu. Ayah, engkau selalu akan menjadi idolaku dan inspirasiku. Terimakasih untuk semuanya.